Usul Tasrif dan Bentuk – Bentuk Wajannya
Pembahasan
Pengertian
Shorof/Tasrif
Menurut pengertian bahasa (lughah), SHOROF/TASRIF ialah berubah atau
mengubah. Berubah dari bentuk aslinya kepada bentuk yang lain.
Menurut pengertian istilah (menurut kalangan ulama’ shorof), SHOROF/TASRIF
ialah berubah dari fi’il madhi (bentuk asal pertama) kepada fi’il mhdhori’,
mashdar, isim fa’il, isim maf’ul, fi’il amar, isim makan dan terakhir sampai
pada isim alat.
Tujuan dari perubahan bentuk tersebut adalah untuk memperoleh makna yang
berbeza. Dari perubahan satu bentuk kata kepada bentuk kata yang lain
dalam ilmu shorof dinamakan SHIGHOT (الصِّيْغَةُ) .
Oleh yang demikian, ilmu yang mempelajari berbagai bentuk perubahan kata, dari
asal usul kata dinamakan ILMU SHOROF.
Jenis Tashrif
Tashrif itu ada dua macam:
- Tashrif Ishtilahi(تَصْرِيْفٌ اِصْطِلاَحِيٌّ)ا, yaitu perubahan kata yang didasarkan pada perbedaan bentuk katanya seperti merubah sebuah kata kerja bentuk lampau menjadi kata kerja bentuk sedang, kata kerja bentuk perintah, kata kerja bentuk larangan, dan seterusnya.
- Tashrif Lughawi (تَصْرِيْفٌ لُغَوِيٌّ), yaitu perubahan yang didasarkan pada jumlah dan jenis pelakunya seperti perubahan sebuah kata benda tunggal menjadi kata benda berjumlah dua, menjadi kata benda jamak, dan sebagainya.
SHIGHOT
Shighot bererti bentuk kata. Ada tiga jenis shighot dalam Bahasa Arab,
iaitu Fi’il, Isim dan Huruf.
Dari segi Fi’il ada empat macam shighot, iaitu:
1. Fi’il Madhi –
iaitu kata kerja lampau.
2. Fi’il Mudhori’
– iaitu kata kerja sedang atau akan datang.
3. Fi’il Amar –
iaitu kata kerja perintah.
4. Fi’il Nahi –
iaitu kata kerja larangan.
Dari segi Isim ada sepuluh shighot,
iaitu:
1. Mashdar –
iaitu bentuk kata dasar atau kata terbitan.
2. Mashdar Mim –
iaitu mashdar yang mendapat tambahan mim.
3. Isim Fa’il – iaitu
kata nama yang menunjukkan pengertian pelaku.
4. Sifat Musyabbihah
bismi fa’il – iaitu kata sifat yang disamakan dengan isim fa’il.
5. Shighot
Mubalaghah – iaitu bentuk penyangatan yang biasa diertikan: Maha.
6. Isim Tafdhil –
iaitu kata nama yang mengandungi pengertian lebih.
7. Isim Maf’ul –
iaitu kata benda yang menunjukkan pengertian penderita.
8. Isim Makan –
iaitu kata benda yang menunjukkan pengertian tempat.
9. Isim Zaman –
kata benda yang menunjukkan pengertian waktu.
10.Isim Alat – iaitu
kata benda yang menunjukan pengertian alat.
Wazan
Yang
kedua kita juga akan membahas istilah yang sering digunakan di ilmu shorof yaitu
wazan. Wazan secara bahasa artinya rumus/timbangan/acuan/rumus. Di dalam
mempelajari ilmu shorof, untuk mempelajari rumus perubahan, kita menggunakan
wazan, dan wazan dalam bahasa arab ini menggunakan kata فَعَلَ
fa'ala
(fa, 'ain dan lam), ini rumus yang digunakan karna memang....wazan yang
digunakan adalah fa'ala arti fa'ala yang sesungguhnya dalam bahasa arab adalah
"melakukan", bahkan istilah fi'il diambil dari kata ini فَعَلَ- يَفْعَلُ-فِعْلاً. Itulah
alasan yang digunakan kenapa wazan yang digunakan adalah فَعَلَ.
Nah,
wazan/rumus ini nantinya akan dijadikan acuan menentukan perubahan kata,
contohnya begini :
Kata نَصَرَ nashoro (yang artinya telah menolong) itu mengikuti wazan فَعَلَ يَفْعُلُ, perhatikan fa'ala yaf'ulu, ketika kata نَصَرَ nashoro telah ditetapkan memiliki bentuk seperti itu (wazan/rumus fa'ala yaf'ulu) maka kita harus mengikuti perubahan kata nashoro sesuai dengan kaidah wazan fa'ala yaf'ulu berarti نَصَرَ يَنْصُرُ (nashoro yanshuru)
Kata نَصَرَ nashoro (yang artinya telah menolong) itu mengikuti wazan فَعَلَ يَفْعُلُ, perhatikan fa'ala yaf'ulu, ketika kata نَصَرَ nashoro telah ditetapkan memiliki bentuk seperti itu (wazan/rumus fa'ala yaf'ulu) maka kita harus mengikuti perubahan kata nashoro sesuai dengan kaidah wazan fa'ala yaf'ulu berarti نَصَرَ يَنْصُرُ (nashoro yanshuru)
فَعَلَ - يَفْعُلُ menjadi نَصَرَ - يَنْصُرُ
Perhatikan :
فَعَلَ - يَفْعُلُ
نَصَرَ ـ يَنْصُرُ
فَعَلَ - يَفْعُلُ
نَصَرَ ـ يَنْصُرُ
Fa'ala
- yaf'ulu berarti kan sebelum fa, 'ain dan lam ditambahkan يَ dan sebelum na,
shod dan ro ditambahkan يَ dan
huruf فَ nya disukunkan berarti ن nya disukunkan. Kemudian ع nya di dhomahkan begitu juga huruf ص nya didhommahkan, yaf'u - yanshu kemudian
lam nya di dhommahkan لُ
yaf'ulu berarti ر nya
didhommahkan menjadi يَنْصُرُ yanshuru.
Ini maksud dari wazan. Artinya jika sebuah kata telah dinyatakan masuk ke bab
fa'ala yaf'ulu maka perubahannya dari fi'il madhi ke fi'il mudhorinya harus
mengikuti wazan bab tersebut. Contohnya nashoro karna dinyatakan mengikuti
wazan fa'ala yaf'ulu maka perubahannya nashoro yanshuru.
Contoh
yang ke-2 misalkan kata dhoroba ضَرَبَ
(artinya telah memukul). Dhoroba ini masuk ke wazan فَعَلَ يَفْعِلُ fa'ala yaf'ilu, maka kata
dhoroba perubahannya harus mengikuti fa'ala yaf'ilu jadi dhoroba yadhribu.
Perhatikan
فَعَلَ - يَفْعِلُ
ضَرَبَ - يَضْرِبُ
فَعَلَ - يَفْعِلُ
ضَرَبَ - يَضْرِبُ
asalnya
ف ini ditambahkan ي dulu di depannya, kemudian ف nya disukunkan menjadi يَفْ yaf maka kata dhoroba ditambahkan ي di depannya kemudian huruf ض nya disukunkan menjadi يَضْ yadh, kemudian ع nya
diberi harokat kasroh, kata dhoroba ر nya diberi harokat kasroh menjadi يَضْرِ yadhri, kemudian ل nya diberi harokat
dhommah maka ب nya
diberi harokat dhommah menjadi fa'ala yaf'ilu dan dhoroba yadhribu.
Ini adalah
ketentuan yang harus dipenuhi, jadi ضَرَبَ dhoroba berubahnya pasti يَضْرِبُ yadhribu,
tidak boleh kita katakan يَضْرُبُ yadhrubu seperti ضَرَبَ يَضْرُبُ dhoroba
yadhrubu, tidak boleh juga kita katakan ضَرَبَ يَضْرَبُ dhoroba
yadhrobu. Tetapi kita harus merubah suatu kata sesuai dengan wazannya. Dan kata
dhoroba ini masuk dalam bab wazan فَعَلَ يَفْعِلُ fa'ala yaf'ilu sehingga perubahannya
wajib ضَرَبَ
يَضْرِبُ dhoroba yadhribu, tidak boleh ضَرَبَ يَضْرَبُ dhoroba
yadhrobu atau ضَرَبَ يَضْرُبُ dhoroba yadhrubu.
PEMBAHAGIAN TASRIF
Dalam Ilmu Shorof, ulama’ shorof membahagikan tasrif kepad dua jenis, iaitu Tasrif
Isthilahi (التَّصْرِيْفُ الاِصْطِلاَحِيُّ) dan Tasrif Lughowi (التَّصْرِيْفُ اللُّغَوِيُّ)
(a)
Tasrif Isthilahi – iaitu tasrif untuk mengetahui bentuk shoghot
suatu kalimat. Ia dimulai dari shoghot fi’il madhi hingga shoghot isim
alat.
Tasrif Isthilahi yang biasa digunakan adalah seperti berikut:
ARTI
|
KETERANGAN SHIGHOT
|
SHIGHOT
|
Telah berbuat ia seorang
laki-laki.
|
Fi’il Madhi. Fi’il Madhi
maksudnya perbuatan yang telah lalu. Dalam terjemahan biasanya
menggunakan perkataan “telah”.
|
فَعَلَ
|
Sedang/akan berbuat ia seorang
laki-laki.
|
Fi’il Mudhori’. Fi’il
Mudhori’ maksudnya perbuatan yang sedang dikerjakan atau akan dikerjakan.
|
يَفْعَلُ
|
Perbuatan
|
Mashdar. Mashdar maksudnya
katan nama terbitan. Mashdar ghoiru mim (tanpa diawali mim) dan Mashdar
Mim ( yang diawali dengan mim).
|
فَعْلاً/مَفْعَلاً
|
Seorang laki-laki yang berbuat.
|
Isim Fa’il. Isim Fa’il
maksudnya pelaku dari sesuatu pekerjaan.
|
فَاعِلٌ
|
Seorang laki-laki yang dibuat
(objek)
|
Isim Maf’ul. Isim Maf’ul
maksudnya yang dikenai pekerjaan.
|
مَفْعُوْلٌ
|
Hendaklah engkau seorang
laki-laki berbuat.
|
Fi’il Amar. Fi’il Amar
maksudnya perbuatan perintah. (suruhan)
|
أُفْعُلْ
|
Janganlah engkau seorang
laki-laki berbuat.
|
Fi’il Nahi. Fi’il Nahi
maksudnya perbuatan larangan, kerana ertinya menunjukkan larangan.
|
لاَ تَفْعُلْ
|
Masa/waktu berbuat.
|
Isim Zaman. Isim Zaman
maksudnya nama zaman/masa, kerana menunjukkan kepada masa/waktu.
|
مَفْعَلٌ
|
Tempat berbuat.
|
Isim Makan. Isim Makan
maksudnya nama tempat, kerana menunjukkan kepada tempat.
|
مَفْعَلٌ
|
Alat untuk berbuat.
|
Isim Alat. Isim Alat
maksudnya nama alat atau perkakas.
|
مِفْعَلٌ
|
Tasrif Lughowi –
iaitu tasrif untuk mengetahui pelakunya (dhomirnya) dari seduatu kalimat
tersebut. Ia juga merupakan lanjutan dari tiap-tiap tasrif isthilahi.
Tasrif Lughowi adalah seperti berikut:
ARTI
|
FI’IL
|
DHOMIR
|
Telah berbuat ia seorang
laki-laki. Mengandungi dhomir هُوَ
:
|
فَعَلَ
|
هُوَ (مفرد مذكّر غائب)
|
Telah berbuat mereka berdua orang
laki-laki. Mengandungi dhomir: هُمَا
|
فَعَلاَ
|
هُمَا (تثنية مذكّر غائب)
|
Telah berbuat mereka banyak
laki-laki. Mengandungi dhomir: هُمْ
|
فَعَلُوْا
|
هُمْ (جمع مذكرّ غائب)
|
Telah berbuat ia seorang
perempuan. Mengandungi dhomir: هِيَ
|
فَعَلَتْ
|
هِيَ (مفردة مؤنّث غائبة)
|
Telah berbuat mereka berdua
perempuan. Mengandungi dhomir: هُمَا
|
فَعَلَتَا
|
هُمَا (تثنية مؤنّث غائبة)
|
Telah berbuat mereka banyak
perempuan. Mengandungi dhomir: هُنَّ
|
فَعَلْنَ
|
هُنَّ (جمع مؤنّث غائبة)
|
Telah berbuat kamu seorang
laki-laki. Mengandungi dhomir: أَنْتَ
|
فَعَلْتَ
|
أَنْتَ (مفرد مذكّر مخاطب)
|
Telah berbuat kamu berdua orang
laki-laki. Mengandungi dhomir: أَنْتُمَا
|
فَعَلْتُمَا
|
أَنْتُمَا (تثنية مذكّر مخاطب)
|
Telah berbuat kamu banyak
laki-laki. Mengandungi dhomir: أَنْتُمْ
|
فَعَلْتُمْ
|
أَنْتُمْ (جمع مذكّر مخاطب)
|
Telah berbuat kamu seorang
perempuan. Mengandungi dhomir: أَنْتِ
|
فَعَلْتِ
|
أَنْتِ (مفرد مؤنث مخاطبة)
|
Telah berbuat kamu berdua orang
perempuan. Mengandungi dhomir: أَنْتُمَا
|
فَعَلْتُمَا
|
أَنْتُمَا (تثنية مؤنث مخاطبة)
|
Telah berbuat kamu banyak
perempuan. Mengandungi dhomir: أَنْتُنَّ
|
فَعَلْتُنَّ
|
أَنْتُنَّ (جمع مؤنث مخاطبة)
|
Telah berbuat aku
laki-laki/perempuan. Mengandungi dhomir : أَنَا
|
فَعَلْتُ
|
أَنَا (متكلّم وحده)
|
Telah berbuat kami/kita
laki-laki/perempuan. Mengandungi dhomir: نَحْنُ
|
فَعَلْنَا
|
نَحْنُ (متكلّم مع الغير)
|
Tashrif sendiri adalah perubahan kata dari
satu bentuk ke bentuk yang lain. Tashrif ada 2, ada tashrif isthilahiy dan ada
tashrif lughowiy.
Tashrif isthilahiy adalah perubahan kata dari
satu bentuk ke bentuk yang lain, dari fi'il madhi menjadi fi'il mudhori,
menjadi isim mashdar, isim fa'il, isim maf'ul, fi'il amr, fi'il nahi, isim
makan, isim zaman dan isim alat (perubahan satu kata (fi'il madhi) menjadi 10
bentuk)
Sedangkan tashrif lughowiy adalah perubahan
satu bentuk kata yang sama tetapi berdasarkan isim dhomir atau nanti jumlah dan
jenisnya berbeda.
Ini definisi tashrif isthilahiy dan tashrif lughowiy.
Ini definisi tashrif isthilahiy dan tashrif lughowiy.
Sedangkan wazan adalah rumus yang digunakan
sebagai acuan, hingga ketika suatu kata dikatakan masuk ke rumus (masuk ke
wazan) maka kata tersebut wajib mengikuti perubahan kata wazan tersebut.
Penutup
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai
materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang
kami peroleh hubungannya dengan makalah ini Penulis banyak berharap kepada para
pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis para
pembaca khusus pada penulis. Aamiin
Jazaakallaahu khoiron katsiroo
BalasHapusMantukl
BalasHapusTerima kasih sangat bermanfaat smoga Allah mmnerikan keberkahan dr ilmu yg telah dibwrikan aamiin
BalasHapusJazakallah khair atas penjelasannya
BalasHapusThanks kak penjelasannya
BalasHapusTrimakasih atas keteranganya
BalasHapusTashrif itu bisa menjadi tiga macam, bagian,bab, apa saja ustadz.
BalasHapusjazakumullahu khoiron,semoga berkah ilmunya
BalasHapusAlhamdulillah...syukron
BalasHapusالحمدلله penjelasannya mudah dicerna جزا ك الله خيرا كثيرا semoga menjadi amal sholah pemberat timbangan di yaumil mizan امين
BalasHapusMatursuwun
BalasHapusTerima kasih atas penjelasan yang sangat edukatif untuk pemahaman bahasa arab
BalasHapusMantabbbb....
BalasHapussemoga berkah
BalasHapus